LAPORAN
PELAKSANAAN
PEMANTAPAN
KEMAMPUAN PROFESIONAL
(PDGK
4501)
MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA SUB MATERI DAUR AIR
DAN PERISTIWA ALAM DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) PADA SISWA
KELAS V SEMESTER 2 SDN PURWOREJO 02
TAHUN
PELAJARAN 2011 / 2012
Oleh
SHOFI
SYAMSUENI
NIM.
815192179
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ MALANG POKJAR KASEMBON MALANG
PROGRAM S-1 PGSD
2012
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar IPA Materi Bumi
dan Alam Semesta Sub Materi Daur Air dan Peristiwa Alam dengan Menerapkan
Pendekatan Kontekstual (CTL) pada Siswa Kelas V Semester 2 SDN Purworejo 02
Telah
disetujui pada tanggal....................
oleh:
Malang, April 2012
Supervisor I Supervisor II
Dr. SAICHUDIN, M.Kes. HILARIUS DAMINTO, S.Pd.
NIP 19610709 198701 1 001 NIP 19540503
197512 1 005
Kepala
SDN Purworejo 02
IMAM ROFI’I, S.Pd. GFHGF
NIP 19610721 198201 1 006
SURAT
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya
yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : SHOFI SYAMSUENI
NIM : 815192179
UPBJJ : Malang
Pokjar : Kasembon
Menyatakan
bahwa dalam pembuatan karya tulis ini adalah benar – benar keluar dari ide saya
sendiri dan tidak menjiplak karya orang lain.
Demikian
surat pernyataan saya, apabila pernyataan diatas tidak benar saya bersedia
diproses atau diberi sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.
Malang, 24 April 2012
Yang membuat
pernyataan,
SHOFI SYAMSUENI
NIM 815192179
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat
Tuhan YME, karena telah membimbing penulis untuk menyusun karya tulis yang
berjudul “Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar IPA Materi Bumi
dan Alam Semesta Sub Materi Daur Air dan Peristiwa Alam dengan Menerapkan
Pendekatan Kontekstual (CTL) pada Siswa Kelas V Semester 2 SDN Purworejo 02”
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai reverensi untuk menambah ilmu
pengetahuan, membantu memperbaiki pembelajaran di sekolah, dan untuk acuan
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Karya tulis ini berisi tentang
perbaikan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
(CTL). Di dalamnya juga berisi tentang masalah – masalah yang dihadapi dalam
proses pembelajaran beserta penyelesiannya melalui rencana perbaikan
pembelajaran, refleksi, dan hasil dari perbaikan pembelajaran.
Karya
tulis ini juga berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kajian pustaka, pelaksanaan penelitian yang terdiri dari
lokasi, waktu, subyek penelitian, prosedur penelitian. Kemudian hasil
penelitian berupa deskripsi data dan hasil pengamatan. Yang terakhir adalah
kesimpulan dan saran. Terdapat lampiran – lampiran dibagian akhir karya tulis
ini untuk mengakuratkan dan memperlengkap karya tulis ini.
Selama
Pembuatan karya tulis ini penulis telah banyak bantuan dan bimbingan dari
supervisor I Dr. Saichudin, M.Kes.; supervisor II Hilarius Daminto, S.Pd.;
pembimbing I Imam Rofi’i, S.Pd.; pembimbing II Drs. Fatkul Munir; pengelola UT
Kristiono, S.Pd, M.M; dokumenter Wawan Heri Ismawanto, AMa.Pd; siswa – siswi
SDN Purworejo 02 dan semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan karya tulis ini yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu, penulis sampaikan terima kasih dan semoga Alloh SWT melimpahkan
rahmat kepada mereka.
Malang,April
2012
Penulis
Shofi Syamsueni
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ......................................... iii
KATA PENGANTAR
…............................................................................. iv
DAFTAR ISI …................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR
GAMBAR .................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN
..............................................................................
ix
ABSTRAK ................................................................................................... . x
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah ................................................................... 1
1. Identifikasi Masalah ..................................................................... 1
2. Analisis masalah ............................................................................ 2
3. Altermatif dan Prioritas pemecahan masalah ................................ 3
B. Rumusan
Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan
Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat
Penelitian ............................................................................ 4
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Lokasi
dan Waktu Penelitian .......................................................... 21
B.
Subyek
Penelitian ........................................................................... 21
C. Prosedur
Penelitian ......................................................................... 22
D.
Metode Pengumpulan dan Analisis
Data ....................................... 27
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan ........................................... 28
B. Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan ...................................... 39
BAB
V PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ................................................................. 42
B. Saran ............................................................................................... 42
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................. 43
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
Tabel 3.1 .................................................................................................. .. 24
Tabel 3.2 .................................................................................................. .. 26
Tabel 4.1 .................................................................................................. .. 39
Tabel 4.2 ..................................................................................................... 40
Tabel 4.3 ..................................................................................................... 40
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 3.1 .................................................................................................. ...... 26
Gambar 3.2 .................................................................................................. ...... 27
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
Surat pernyataan supervisor 2 ....................................................................... .... 1
Formulir kesediaan sebagai supervisor 2 ....................................................... .... 2
Surat keterangan Mengajar
.................................................................................. 3
Berkas RP
prasiklus, RPP .................................................................................. 4
APKG ....................................................................................................... 5
Lembar Observasi ............................................................................................... 6
Lembar Refleksi ................................................................................................. 7
Jurnal Pembimbingan ............................................................................................ 8
Hasil Pekerjaan Siswa Terbaik dan Terburuk ..................................................... 9
Dokumentasi .................................................................................................. .. 10
ABSTRAK
Syamsueni,
Shofi. 2012. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Materi Bumi dan Alam Semesta Sub Materi
Daur Air dan Peristiwa Alam dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual (CTL) pada
Siswa Kelas V Semester 2 SDN Purworejo 02. Penelitian Tindakan Kelas. Malang :
SDN Purworejo 02 Ngantang – Malang.
Kata
kunci: Pendekatan kontekstuan (CTL), motivasi, hasil
belajar, IPA SD.
Berdasarkan kenyataan di lapangan hasil
belajar IPA dapat diketahui bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran IPA
yang terjadi di kelas V SDN Purworejo 02 masih rendah. Hal ini dapat diamati
dari nilai rata – rata kelas materi bumi dan alam semesta sub materi daur air
pada semester 2 sebesar 63.45 realitas di lapangan ada kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Nilai tersebut dapat mengindikasikan bahwa siswa kelas V
mengalami kesulitan memahami konsep – konsep daur air yang merupakan materi IPA
yang abstrak. Guru juga masih menggunakan metode ceramah yang tidak tepat
digunakan untuk materi ini sehingga siswa kurang aktif karena pembelajaran
masih berpusat pada guru. Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil diskusi
dan refleksi terhadap masalah di sepakati bahwa pemecahan masalah akan
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontekstual (CTL). Berdasarkan permasalahan,
maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana meningkatkan hasil belajar
siswa dengan diterapkan pendekatan CTL dalam pelajaran IPA materi bumi dan alam
semesta sub materi daur air dan peristiwa alam pada siswa kelas V Semester 2
DSN Purworejo 02?
2.
Bagaimana penerapan pendekatan CTL dalam
pelajaran IPA materi bumi dan alam semesta sub materi daur air dan peristiwa
alam pada siswa kelas V Semester 2
terhadap motivasi belajar siswa?
Secara umum
penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA pada
siswa kels V SDN Purworejo 02. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dan empat kali pertemuan. Pada
masing – masing siklus dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswakelas V SDN Purworejo
02 berjumlah 20 orang. Data yang diperoleh berupa hasil evaluasi, hasil
pengamatan, dan pada waktu kegiatan proses pembelajaran.
Pelaksanaan
tindakan dimulai pada tanggal 26 Maret 2012 sampai 21 April 2012. Jam pelajaran
2 pertemuan setiap minggu, pada tiap hari Senin dan Kamis kecuali tanggal 21
April 2012 dilaksanakan hari Sabtu karena ada supervisi dari UT pusat masing –
masing 2 x 35 menit.
Hasil
penelitian menunjukkan:
a.
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
yang dapat di amati dari ketuntasan siswa mencapai 90%, dan rata – rata kelas
85.60.
b.
Dapat meningkatkan motivasi belajar yang
tampak pada keaktifan siswa bertanya jawab, sikap pada waktu proses
pembelajaran lebih baik, dan mimat belajarnya meningkat (siswa mau melakukan
tugas – tugas yang diajarkan guru).
c.
Faktor – Faktor penghambat yang masih
dirasakan guru yaitu mengaktifkan satu
orang siswa yang pasif, pembuatan persiapan mengajar.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
a. Penggunaan pendekatan kontekstual (CTL) dapat
meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA materi bumi dan alam semesta
sub materi daur air dan peristiwa alam pada siswa kelas V SDN Purworejo 02.
Peningkatan hasil belajar ini tampak pada ketuntasan siswa yang mencapai 90 %
pada akhir siklus II.
b.
Penggunaan
pendekatan kontekstual (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar dalam
pembelajaran IPA materi bumi dan alam semesta sub materi daur air dan peristiwa
alam pada siswa kelas V SDN Purworejo 02. Motivasi tampak pada keaktifan siswa
bertanya jawab dengan guru, meningkatnya minat belajar siswa, dan perubahan
sikap siswa yang menjadi lebih baik.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar sangat penting ditanamkan kepada siswa,
karena nantinya siswa diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan keterampilan
proses, untuk mengaitkan pelajaran terhadap kehidupan sehari – hari.
Keterampilan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat, berpikir,
dan bertindak untuk memahami atau menguasai konsep IPA. Siswa juga diharapkan memiliki
perasaan cinta lingkungan, karena banyak
warga Indonesia kesadaran terhadap lingkungannya berkurang atau bahkan hilang.
Mereka mengeksploitasi alam dengan seenaknya tanpa memikirkan nasib anak
cucunya kelak jika alam rusak. Oleh karena itu kita sebagai guru IPA SD harus
menanamkan rasa cinta lingkungan sejak dini dan mengajarkan cara menjaga
lingkungan agar tetap lestari.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD / MI dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah bahwa Standar Kompetensi IPA merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan, pengetahuan, dan
ketrampilan untuk melakukan penelitian dan pengamatan dalam kehidupan sehari –
hari di lingkungan sekitar kita.
Tetapi pada
praktiknya banyak guru yang masih menggunakan metode ceramah dan kurang
mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga siswa merasa bosan dan kurang
antusias dalam mengikuti pelajaran. Selain itu siswa juga kurang memahami
materi yang disampaikan guru. Alasan guru biasanya karena materi IPA banyak
sekali sedangkan alokasi waktunya kurang untuk melakukan pengamatan. Alasan
tersebut memang benar karena walaupun kita terlebih dahulu menyusun Program
Tahunan dan Program Semester, agar semua pembelajaran terprogram dengan baik.
Tetapi pada Kurikulum 2006 pelajaran IPA hanya memiliki alokasi waktu 4 jam
pelajaran sedangkan materi IPA yang harus diterima siswa kelas VI ada 12 BAB.
Untuk menyiasati hal tersebut banyak guru yang menempuh jalan pintas yaitu
menggunakan metode ceramah. Karena dengan metode ini guru dapat langsung
mengajar tanpa harus menyiapkan alat peraga yang membutuhkan waktu lebih lama
(dalam penataan awal) dan materi dapat segera selesai dalam waktu yang telah
ditentukan. Bila proses pemindahan konsep – konsep IPA dari siswa ke guru
dengan metode ceramah berlangsung terus menerus maka pemahaman siswa terhadap
konsep IPA akan terbatas pada pengetahuan saja. Sehingga bertentangan dengan
hakekat IPA sebagai proses dan produk. Pada aspek proses siswa diharapkan
mempunyai keterampilan kerja ilmiah atau keterampilan proses, sedangkan pada
aspek produk siswa diharapkan dapat memahami konsep – konsep, teori, dan hukum
– hukum pada pembelajaran IPA. selain itu pengajaran dengan memindahkan
pengetahuan dari guru ke siswa tidak dapat mendorong siswa berpikir kritis dan
menerapkan kecakapan hidup.
2. Analisis Masalah
Masalah yang
terjadi pada pelaksanaan pembelajaran IPA tersebut merupakan gambaran yang
terjadi pada proses pembelajaran di SDN Purworejo 02 kelas IV Semester 2 tahun ajaran 2011/2012. Pada
pertemua tentang materi siklus air guru masih menggunakan metode ceramah tanpa
menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa kurang aktif cenderung hanya
mendengarkan saja, cepat bosan beberapa siswa ada yang bermain sendiri,
menggambar, bahkan mengganggu temannya, bila ditanya tidak ada siswa yang
menjawab dengan baik. Demikian pula, bila diberikan kesempatan bertanya, sangat
jarang siswa yang mengajukan pertanyaan. Masalah ini juga didukung data dari
hasil observasi dan evaluasi siswa nilai
rata – rata kelas 63.45, yang tuntas hanya 5 orang (25%) dari 20 siswa, sisanya
15 orang (65%) masih perlu perbaikan karena nilainya dibawah Standar Ketuntasan
Belajar Minimal sekolah yaitu 70. Pengajar mengalami kesulitan mengajar materi
tersebut karena sifat materi yang abstak sehingga siswa masih pasif. Dalam
upaya mencapai hasil belajar yang maksimal, maka diperlukan strategi belajar
siswa yang baik dan menumbuhkan ide atau gagasan baru pada setiap siswa.
Luasnya ruang lingkup pengajaran IPA akan membutuhkan banyak pengetahuan dan
sikap kreatif siswa dalam belajar meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V
SD, maka dikembangkan sistem belajar yang efektif dan efisien. Stetegi belajar
IPA harus dapat membangkitkan gairah belajar, menumbuhkan kreatif, menanamkan
kepercayaan diri, dan rasa tanggung jawab siswa terkadap pelajaran yang
ditekuninya. Salah satu pengembangan sistem belajar yang cocok diterapkan pada
pembelajaran IPA materi sikus air dan peristiwa alam adalah pendekatan kontekstual (CTL). Sampai saat ini
pendekatan CTL penerapannya belum maksimal sehingga hanya merupakan konsep saja
dan belum dilakukan pengawasan serta evaluasi terhadap perkembangan penerapan
pendekatan CTL.
3. Alternatif Dan Prioritas Pemecahan
masalah
Dari uraian
tersebut perlu ada inofasi dipembelajaran khususnya pada pendekatan dengan
metode mengajarnya. Dengan
mengubah metode mengajar dan menerapkan pendekatan CTL akan meningkatkan
pemahaman siswa pada pelajaran bumi dan alam semesta. Untuk meningkatkan
kemampuan siswa di SDN Purworejo 02 perlu dilakukan PTK dengan judul
“Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Materi Bumi dan Alam Semesta Sub Materi
Daur Air dan Peristiwa Alam dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual (CTL) pada
Siswa Kelas V Semester 2 SDN Purworejo 02”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut
3.
Bagaimana peningkatan hasil belajar
siswa dengan diterapkan pendekatan CTL dalam pelajaran IPA materi bumi dan alam
semesta sub materi Daur Air dan Peristiwa Alam pada siswa kelas V Semester 2
DSN Purworejo 02?
4.
Bagaimana penerapan pendekatan CTL dalam
pelajaran IPA materi bumi dan alam semesta sub materi Daur Air dan Peristiwa
Alam pada siswa kelas V Semester 2
terhadap motivasi belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Meningkatan hasil belajar siswa dengan
diterapkan pendekatan CTL dalam pelajaran IPA materi bumi dan alam semesta sub
materi Daur Air dan Peristiwa Alam pada siswa kelas V Semester 2 DSN Purworejo
02.
2.
Meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar Siklus Air dan Peristiwa Alam.
D. Manfaat Panalitian
Penelitian ini dapat memberi
manfaat bagi:
1.
Bagi Peneliti
Bagi guru sebagai pelaku PTK dapat
memberikan pengalaman merancang pembelajaran dan mengelola kelas dalam kegiatan
pembelajaran. Menembah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan pendekatan CTL
menggunakan media gambar dalam pelajaran IPA pada siswa kelas V Semester 2
2.
Bagi Siswa
Dapat meningkatkan pemahaman dan
hasil belajar pantun.
3.
Bagi Sekolah
Bagi sekolah merupakan salah satu
upaya untuk peningkatan pelayanan pendidikan sehingga bisa dikembangkan untuk
kelas lain.
4.
Bagi Pengembang Ilmu
PTk ini diharapkan dapat
menyediakan alternatif metode pembelajaran terutama pada pembelajaran bumi dan
alam semesta.
5.
Merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar IPA di SD yang merupakan bekal untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau terjun ke masyarakat.
6.
Melakukan suatu rintisan dalam rangka
mengubah paradigma pembelajaran dari theacher
contered (behaviorisme) ke studens
centered (kontruktivisme) di SD, dan mengoptimalkan peran guru IPA dalam
mengimplementasi pembelajaran menggunakan pendekatan CTL.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Carr & Kemmis (Mc Niff,
1991,p.2) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai berikut (diterjemahkan
oleh Wardhani I dan Wihardit K, 2008,1.4):
a.
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk
inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.
b.
Penelitian tindaka dilakukan oleh
peserta yang terlibat dalam sitiasi yang diteliti seperti guru, siswa, atau
kepala sekolah.
c.
Penelitian tindakan dilakukan dalam
situasi sosial termasuk situasi pendidikan.
d.
Tujuan penelitian tindakan adalah
memperbaiki: dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik – praktik, pemahaman
terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut.
Menurut Wardhani
I dan Wihardit K (2008) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Menurut Wardhani I dan Wihardit K
(2008) Manfaat PTK
a.
Bagi guru: 1) untuk memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya: 2) guru dapat berkembang secara profesional
karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran
yang dikelolanya: 3) lebih percaya diri: 4) mendapat kesempatan untuk berperan
aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
b.
Bagi siswa: 1) hasil belajar siswa
diharapkan meningkat; 2) guru menjadi model bagi siswa.
c.
Bagi sekolah: 1) mempunyai kesempatan
besar untuk berkembang pesat; 2) mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah
secara menyeluruh.
Keterbatasan PTK yaitu validitas
dan generalisasi
2. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan
konsep yang terorganisasi tentang dirinya dan alam sekitarnya, yang diperoleh
dari pengalaman melalui pengujian
gagasan – gagasan. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan
menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. (Depdikbud, 1994).
Pengajaran IPA berfungsi:
a.
Memberikan pengetahuan tentang bumi dan
alam semesta beserta isinya.
b.
Mengembangkan keterampilan proses.
c.
Mengembangkan wawasan sikap dan nilai
yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari – hari.
d.
Mengembangkan kesadaran tentang adanya
hubungan antar ketertiban yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan
teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari –
hari.
e.
Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam
kehidupan sehari – hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat yang
lebih tinggi (Depdikbud, 1994).
Tujuan pengajaran IPA di SD:
a.
siswa memahami konsep – konsep IPA dan
keterkaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
b.
Siswa memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar.
c.
Siswa mempunyai minat untuk mengenal dan
mempelajari benda – benda serta kejadian di lingkungan sekitar.
d.
Siswa bersikap ingin tahu, tekun,
terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri.
e.
Siswa mampu menerapkam berbagai konsep
IPA untuk menjelaskan gejala – gejala alam dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari – hari.
f.
Siswa mampu menggunakan teknologi
sederhana yang berguna untuk memecahkan
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari – hari, serta menyadari kebesaran
Tuhan YME.
3. Pendekatan
menurut Joni
(1992/1993) “Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau obyek
kajian.” Menurut Srianitah W, dkk.(2007) “Sebagai contoh, pendekatan siswa
aktif memandang pembelajaran akan terjadi apabila siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran, dengan ini guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang
memungkinkan dapat dijadikan wahana bagi siswa untuk terlibat aktif dalam
memahami berbagai kekompleksan dunia.”(h.1.23). Killen (1998) mengemukakan dua
pendekatan utama dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada
aktivitas siswa (teacher centered)
dan pendekatan yang berpusat pada aktivitas siswa (students centered)
4. Contextual
Teaching Learning
(CTL)
Menurut Rosalin
E (2008) Pembelajaran Kontekstual (CTL) lahir dari paham kontruktivisme, yaitu paham yang berpendapat bahwa
pembelajaran yang bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau pengalaman yang
ada pada peserta didik. Kontruktivisme berakar pada filosofis Pragmatis yang
digagas oleh John Dewey yang mengatakan bahwa pendidikan yang cakap harus
melaksanakan proses pembelajaran sebagai proses penyusun atau pembina pengalaman
secara berkesinambungan, serta menekankan kepada keikut sertaan peserta didik
pada setiap aktifitas pembelajaran. Melalui landasan kontroktivisme, pendekatan
kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi
yang diajarkannya dan situasi dunia nyata siswa dengan mendorong siswa untuk
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari – hari.
Menurut Rosalin E (2008) tujuan utama CTL adalah membantu para siswa
dengan cara yang tepat untuk mengaitkan makna pada pembelajaran – pembelajaran
akademik mereka. CTL membuat siswa mampu menghubungkan isi dari subjek – subjek
akademik dengan konteks kehidupan keseharan mereka untuk menemukan makna. Hal
itu memperluas konteks pribadi mereka. Kemudian dengan memberikan pengalaman –
pengalaman baru yang merangsang otak membuat hubungan – hubungan baru, kita
membantu mereka menemukan makna baru.
US Departemen of
Education, 2001(dalam Rosalin E 2008;26) CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran
dan pengajaran yang mengaitkan pada materi yang diajarkan dan situasi dunia
nyata siswa dengan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai individu,
anggota keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Dalam artikel Depdiknas (2006)
menyebutkan bahwa CTL
a.
Merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
yang dipelajarinya dengan mengingatkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari – hari (konteks pribadi, sosial, kultural) sehingga siswa
memiliki pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditranfer) dari satu permasalahan
ke permasalahan yang lain.
b.
Menerapkan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan guru dan situasi dunia nyata
dengan mendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Wina Sanjaya (2006:255) Mengemukakan bahwa ada tiga
hal yang harus dipahami:
a.
CTL menekankan pada proses keterlibatan
siswa untuk menemukan materi.
b.
CTL mendorong agar siswa dapat menemukan
hubungan antara materi yang dipelajari dan situasi kehidupan nyata.
c.
CTL mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan.
Menurut Zahorik (1995;14-22) (dalam
Rosalin E 2008;28) ada lima element yang
harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual:
a.
Proses pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada (activating knowledge).
b.
Memperoleh dan menambah pengetahuan baru
(acquiring knowledge).
c.
Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) yaitu dengan
menyusun a) Konsep / dugaan sementara (hipotesis); b) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat
tanggapan; c) merevisi konsep dari tanggapan tersebut dan kemudian
dikembangkan.
d.
Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman
tersebut (applaying knowledge).
e.
Melakukan refleksi (reflecting knowledge).
Kunci pembelajaran dalam pendekatann kontekstual
menurut Rosalin E (2008) adalah:
a.
Mengutamakan pengalaman nyata
b.
Berpikir tingkat tinggi
c.
Berpusat pada siswa
d.
Siswa aktif, kritis, dan kreatif
e.
Pengetahuan bermakna dalam kehidupan
f.
Dekat dengan kehidupan nyata
g.
Perubahan perilaku
h.
Siswa praktik bukan menghapal
i.
Learning
bukan teaching
j.
Pendidikan bukan pengajaran
k.
Pembentukan manusia
l.
Memecahkan masalah
m.
Siswa aktif guru mengarahkan
n.
Hasil belajar diukur dengan berbagai
cara bukan hanya dengan tes
Karakteristik Pembelajaran berbasis
CTL menurut Rosalin E (2008) adalah sebagai berikut:
a.
Kerjasama
b.
Saling menunjang
c.
Menyenangkan
d.
Belajar dengan bergairah
e.
Pembelajaran terintegrasi
f.
Menggunakan berbagai sumber
g.
Siswa aktif
h.
Sharing
dengan teman
i.
Siswa kritis guru kreatif
j.
Dinding kelas dan lorong penuh dengan
hasil karya siswa, peta – peta, gambar, artikel, dan humor
Prinsip – prinsip CTL menurut
Rosalin E (2008) adalah:
a.
Berpusat pada siswa.
b.
Pengetahuan adalah pengalaman yang
bermakna.
c.
Siswa praktik, bukan menghafal.
d.
hasil belajar berupa hasil karya siswa
dan perubahan perilaku.
e.
Model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak dan konteks kingkungan.
Menurut Rosalin E (2008) Dalam
pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang
penting, yaitu:
a.
Mengaitkan,guru mengaitkan konsep baru
dengan sesuatu yang dikenal siswa.
b.
Mengalami, menghubungkan informasi baru
dengan pengalaman ataupun pengetahuan sebelumnya.
c.
Menerapkan, siswa menerapkan suatu
konsep ketika ia melakukan kegiatan pemecahan masalah.
d.
Kerja sama, pengalaman kerja sama tidak
hanya membantu siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia
nyata.
e.
Mentransfer, memfokuskan pada pemahaman
bukan hafalan.
Tugas guru dalam pembelajaran
kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru
lebih berusaha dengan strategi dari pada memberi informasi. Guru hanya
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu
yang baru bagi siswa.
Menurut Depdiknas (dalam http://ipotes.wordpress.com/2008/05/13/
pendekatan-kontekstual-atau-contectual-theaching-and-learning-ctl/)
untuk penerapannya pendekatan kontekstual CTL memiliki tujuan komponen utama,
yaitu:
1.
Konstruktivisme (construktivisme)
merupakan landasan berpikir CTL.
2.
Menemukan (inquiry)
Merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis kontekstual karena pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta – fakta
tetapi hasil dari menemukan sendiri.
3.
Betanya (questioning)
pengetahian seseorang dimulai dari
bertanya.
4.
Masyarakat belajar (Learning community)
Konsep masyarakat belajar
menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang
lain.
5.
Pemodelan (modeling)
Pemodelan pada dasarnya
membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan
siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya
melakukan.
6.
Refleksi (reflektion)
Merupakam cara berfikir atau respon
tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang
sudah dilakukan di masa lalu.
7.
Penilaian yang sebenarnya (authentic assessmen)
Penilaian adalah proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa.
5. Media
Menurut Heinich,
dkk. (1993) “Media merupakan alat saluran komunikasi.” media berasal dari
bahasa latin yaitu “medium” yang
secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan dengan
penerima pesan.
Menurut pendapat ahli dalam Anitah
W, Sri, dkk (2008):
Media adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm, 1977).
Media adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran (Briggs, 1977)
Media adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya
(NEA, 1969).
Menurut Anitah
W. Sri, dkk. (2007) fungsi media pembelajaran dapat ditekankan beberapa hal
berikut:
a.
Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan
situasi pembelajaran yang lebih efektif.
b.
Bagian integral dari seluruh proses
pembelajaran.
c.
Dalam penggunaannya harus relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapaidan isi pembelajaran itu sendiri.
d.
Media pembelajaran bukan berfungsi
sebagai alat hibur.
e.
Untuk mempercepat proses belajar.
f.
Untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar.
g.
Meletakkan dasar – dasar kongkret untuk
berfikir.
Fungsi utama
media pembelajaran, yaitu sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran
yang lebih efektif (Anitah W. Sri, dkk.,2007)
Manfaat media pembelajaran
a.
Membuat konkret konsep – konsep yang
absrak.
b.
Menghadirkan objek – objek yang
berbahaya dan sulit didapat ke dalam lingkungan belajar.
c.
Menampilkan objek yang terlalu besar
atau kecil.
d.
Memperlihatkan gerak yang terlalu cepat
atau lambat.
6. Media Visual yang Diproyeksikan
Menurut Anitah
W. Sri, dkk.(2007) media visual yang diproyeksikan adalah media yang
menggunakan alat proyeksi sehingga gambar atau tulisan tampak pada layar. Media
ini bisa berbentuk media proyeksi diam dan media proyeksi gerak.
Jenis alat
proyeksi adalah: a) Opaque projection
ialah proyektor yang mampu memproyeksikan benda – benda dan gambar / huruf dari
halaman buku atau majalah ataupun lembar kertas biasa: b) Overheat projection (OHP) dan Slide
projection yang memproyeksikan gambar huruf melalui lembar plastik yang
tembus cahaya; c) filmstrips / film
projection untuk menampilkan gambar hidup; d) LCD bisa menata pembelajaran
secara lebih menarik lagi karena bisa menampilkan berbagai hal yang terkait
dengan pencapaian kompetensi / tujuan pembelajaran dari pada alat proyeksi
lainnya.
7. Media Audiovisual
Menurut Anitah
W. Sri, dkk.(2007) Media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau disebut
media pandang dengar. Dengan menggunakan media ini semakin lengkap dan optimal
dalam pembelajaran kita, selain itu media ini dalam batas tertentu dapat
menggantikan peran guru.Guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi.
Karena sudah tergantikan oleh media ini, maka peran guru bisa beralih sebagai
fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudaha pada siswa untuk belajar.Contoh
media audiovisual yaitu program vidio / TV pendidikan dan instruksional,
program slide suara, dan program CD
interaktif .
8. Lingkungan
“Kamus Umum
Bahasa Indonesia (KUBI), lingkungan diartikan sebgai bulatan yang melingkungi
(melingkari). Pengertian lain, Lingkungan adalah sekalian yang terlindung di
suatu daerah. Dalam kamus bahasa Inggris, peristilahan lingkungan diartikan
kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar /
sekeliling. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat dimaknai sebagai salah satu
yang ada di sekitar atau di sekeliling siswa (makhluk hidup lain, benda mati,
dan budaya manusia) yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar
dan pembelajaran secara lebih optimal.” (Dalam Anitah W. Sri ,2008)
Menurut Anitah W. Sri (2008) nilai
yang dapat kita peroleh dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar:
a.
Lingkungan menyediakan berbagai hal yang
dapat dipelajari siswa, memperkaya wawasannya, tidak terbatas oleh empat
dinding kelas, dan kebenarannya lebih akurat.
b.
Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih
menarik, tidak membosankan, dan menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat
belajar.
c.
Belajar akan lebih bermakna, sebab siswa
dihadapkan dengan keadaan yang sebenarnya.
d.
Aktifitas siswa akan lebih meningkat
dengan memungkinkannya wawancara, membuktikan sesuatu, dan menguji fakta.
e.
Dengan memahami dan menghayati aspek –
aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, dapat dimungkinkan terjadinya
pembentukan pribadi para siswa, seperti cinta akan lingkungan.
Lingkungan yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari lingkungan sosial dan
fisik atau lingkungan alam. Lingkungan sosial dapat digunakan untuk mempelajari
ilmu – ilmu sosial dan kemanusiaan. Lingkungan alam dapat digunakan unuk
mempelajari gejala – gejala alam serta dapat menumbuhkan kesadaran siswa akan
cinta alam dan berpartisipasi dalam memelihara alam.
9. Hasil Belajar
Menurut definisi
lama belajar adalah menambah dan mengumpulkan pengetahuan sebanyak – banyaknya
untuk menjadi cerdas.
Pendapat modern menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku.
Ernest R
Hilgard,1948 (yang diterjemahkan oleh Srianitah W, dkk.2007) menyatakan bahwa
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui
latihan dan perubahan itu disebabkan
karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya
interaksi edukatif.(h.2.4). Menurut Anitah W.Sri, dkk.(2007) bahwa belajar
merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.(h.2.5).
Gagne (1985), belajar adalah suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman
(dalam Ratna Wilis Dahar,1989, h.11).
Faktor –faktor yang mempengaruhi
hasil belajar menurut Anitah W.Sri, dkk.(2007):
a.
Faktor dari dalam diri siswa yaitu kecakapan,
minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, kesehatan, serta kebiasaan
siswa.
b.
Faktor dari luar diri siswa yaitu
lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan sosial, guru, pelaksana
pembelajaran, dan teman sekolah.
Menurut Anitah
W.Sri, dkk.(2007) semua perubahan yang menjadikan seseorang memiliki kemampuan kognitif (pengetahuan dan pemahaman), sensorik psikomotor (Keterampilan
melakukan rangkaian gerak gerik dalam urutan tertentu), dinamik efektif ( sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan
tindakan) merupakan suatu hasil belajar dan dengan kemampuan ini manusia
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar yang berupa sikap,
pengetahuan dan keterampilan disebut kemampuan internal yang bersifat psikis /
mental. hasil belajar bisa dicapai jika dalam proses belajar telah memenuhi
syarat – syarat belajar yang baik melalui proses intern dan proses ekstern.
Proses
intern: motivasi, perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi,
generalisasi, melaksanakan latihan dan umpan balik.
Proses ekstern: lingkungan dan
masyarakat
10. Motivasi
Menurut Wexley
dan Yukl (dalam As’ad,1987) “Motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif,
dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.”
Sedangkan menurut Mitchell (dalam
Winardi,2002) “Motivasi mewakili proses – proses psilologikal, yang menyebabkan
timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan – kegiatan
sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.” Sedangkan menurut Gray (dalam
Winardi,2002) “Motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau
eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme
dan persisitensi, dalam hal melaksanakan kegiatan tertentu.”
Morgan (dalam
Soemanto,1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dalam tiga hal yang
sekaligus merupakan aspek – aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah :
keadan yang mendorong tingkah laku (motivating
states), tingkah laku yang didorong keadaan (motivated behaviour), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or endsof such behaviour). Mc
Donald (dalam Soemanto,1987) mendefinisikan ”Motovasi sebagai perubahan tenaga
di dalam diri seorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi – reaksi
mencapai tujuan.”
Soemanto (1987)
secara umun mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang
ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi – reaksi pencapaian tujuan. Karena
kelakuan manusia itu selalau bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan
tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan, telah terjadi
di dalam diri seseorang.
Dari pengertian
tersebut dapat kita tarik kesimpukan bahwa motivasi belajar siswa adalah
perubahan tenaga dari dalam diri siswa yang menimbulkan perubahan tingkah laku
untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar
siswa berkaitan dengan tujuan yang hendak mereka capai. Bila siswa menyadari
bahwa tujuan yang akan dicapai berguna dan bermanfaat bagi dirinya maka
motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi belajar dibagi menjadi dua
yaitu motivasi internal (harga diri, prestasi, harapan, kebanggaan, kebutuhan,
dan kepuasan) dan eksternal (memberi pujian, hadiah, situasi belajar yang
menyenangkan, atau memberi nasihat)
11. Siklus Air
Ringkasan materi ini mengambil dari
tiga buku yaitu TBKG (2008); Haryanto (2004);
Kemala Rosa (2006); yaitu :
·
Daur
adalah Perubahan yang terjadi secara berulang-ulang dalam satu pola tertentu.
·
Daur
Air adalah Perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam 1 pola
tertentu.
a.
Kegiatan
manusia yang mempengaruhi daur air
1)
Pencemaran
udara karena gas buang menyebabkan hujan asam
2)
Berkkurangnya
lahan terbuka
3)
Penebangan
pohon dihutan
4)
Pencemaran
air
5)
Pemakian
air yang berlebiahan
6)
Memelihara Kelestarian air:
7)
Jangan mengotori lingkungan
8)
Tebang pilih tanam
9)
Reboisasi
10) Menanam
pohon di lingkungan sekitar
11) Membuat
resapan air di daerah plesterisasi
12) Hematlah
penggunaan air, dengan cara:
a)
Tutuplah keran bila tidak diperlukan.
b)
Mencuci pakaian jangan sedikit-sedikit
usahakan mencapai jumlah yang banyak.
c)
Jangan mencuci kendaraan setiap hari
d)
Gunakan air bekas mencuci beras dan
sayur untuk menyiram tanaman.
12. Peristiwa Alam
Ringkasan materi ini mengambil dari
tiga buku yaitu TBKG (2008); Haryanto (2004);
Kemala Rosa (2006); yaitu:
Peristiwa Alam adalah peristiwa yang terjadi di alam
Contoh Peristiwa Alam:
a. Peristiwa alam
dapat terjadi secara alami (Karena gerakan bumi)
1)
Gempa
bumi
a) Tektonik à Pergeseran / gerakan lempeng bumi.
b) Vulkanikà Pergerakan
perut bumi atau magma.
2) Gunung meletus
3) Topan badai
4) Tsunami
b. Peristiwa alam
karena ulah manusia
1)
Banjir
2)
Longsor
Dampak Peristiwa Alam
a.
Dampak
jangka pendek
1)
Korban
berjatuhan
2)
Kerugian
harta benda jiwa
3)
Gagal
panen
4)
Rusaknya
ekosistem
b.
Dampak
jangka panjang
1)
Banjirà Dapat membentuk daerah subur baru karena membawa tanah humus dan menyapu lapisan
atas tanah
2)
Gunung
meletusà Abu vulkanik membuat tanah subur
Banyak terdapat
bahan galian dan tambang
3)
Mengingatkan
manusia agar selalu bijaksana dalam memperlakukan alam
4)
Membangkitkan
dan meningkatkan rasa cinta dan sayang kepada sesama
5)
Mengingatkan
manusia kepada tuhan
Usaha yang dilakukan untuk mencegah banjir dan longsor
a.
Membuang
sampah pada tempatnya
b.
Reboisasi
c.
Tebang
pilih tanam
d.
Tidak
mendirikan pemukiman di pinggir sungai atau di pugunungan yang ditumbuhi
tanaman
e.
Pembuatan
tanggul permanen disekitar aliran sungai
f.
Membersihkan
saluran air agar menjadi lancar
g.
Pembuatan
waduk, kanal, situ (saluran)
h.
Sengkedan
atau terasiring
Permukaan
bumi dapat berubah karena kegiatan manusia
a.
Reklamasià Usaha perlusan tanah untuk pemukiman atau pertanian dengan cara menguruk (rawa,
hutan bakau)
b.
Pembalakan
liar
c.
Pembukaan
hutan untuk pemukiman atau ladang
d.
Pembuatan
waduk, kanal, situ(saluran) untuk irigasi dan perikanan mencegah banjir.
BAB
III
PELAKSANAAN
PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di SDN Purworejo 02 dusun Binangsri Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten
Malang. Pembuatan rencana tindakan, membahas tentang mata pelajaran IPA materi
Bumi dan Alam Semesta sub materi Daur Air dan Peristiwa Alam. Dilakukan setiap
selesai proses pembelajaran berlangsung oleh semua tim peneliti ( guru dan
dosen). Pelaksanaan tindakan dimulai pada tanggal 26 Maret 2012 sampai 21 April
2012. Jam pelajaran 2 pertemuan setiap minggu, pada tiap hari Senin dan Kamis
kecuali tanggal 21 April 2012 dilaksanakan hari Sabtu masing – masing 2 x 35
menit.
B. Subyek Penelitian
Subyek
penelitian adalah siswa kelas V SDN Purworejo 02 dengan jumlah siswa 20 orang
terdiri dari 11 anak laki – laki dan 9 anak perempuan, Karakteristik siswa
karena lokasinya terletak di dusun yang
berada di kaki gunung Kawi yang banyak lahan pembukaan hutan di gunakanuntuk
ladang oleh orang tua mereka yang
kebanyakan bekerja sebagai petani dan peternak, jadi siswa banyak yang
mengikuti jejak orang tua mereka, siswa jarang belajar karena tidak ada
dukungan untuk belajar dari orang tua mereka, sepulang sekolah mereka
kebanyakan langsung merumput atau ke ladang untuk membantu orang tuanya,
padahal siswa SDN Purworejo 02, jika ada kemauan belajar mereka adalah anak
yang pandai dan kritis. Oleh karena itu tugas guru untuk membimbing dan
mengarahkan mereka agar lebih baik. Nama – nama siswa yang terlibat disajikan
pada lampiran. Guru kelas yang terlibat sebagai supervisor 2 adalah Hilarius
Daminto, S.Pd. (58 tahun) mengajar kelas VI dan sebagai guru kelas VI (enam).
Peneliti I Imam Rofi’i, S.Pd. adalah kepala sekolah. Peneliti II Drs. Fatkul
Munir adalah guru agama islam. Dokumentasi dan operator Wawan Heri Ismawano,
A.Ma.Pd. guru olahraga.
C. Prosedur Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan
penelitian ini berdasarkan pada refleksi kegiatan pra siklus yang hasilnya
tidak memuaskan. Siswa sangat pasif, ada beberapa siswa yang tiduran, bercanda,
dan melamun. Setelah diberi evaluasi hanya 25% siswa yang tuntas, dan rata –
rata kelas 63.45, sehingga peneliti membuat rancangan penelitian untuk
memperbaiki pra siklus.
a. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian.
Dalam tahap ini diharapkan pelaksanaan penelitian akan berjalan lancar dan
mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan persiapan ini meliputi: 1) kajian
pustaka; 2) pengurusan administrasi perijinan; 3) penyusunan rancangan
penelitian; 4) orientasi lapangan; dan 5) penyusunan instrumen penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan meliputi: 1) pengumpulan data
melalui tes dan pengamatan yang dilakukan persiklus; 2) diskusi dengan pengamat
untuk memecahkan kekurangan dan kelemahan selama proses belajar mengajar
persiklus; 3) menganalisis data hasil penelitian persiklus, 4) menafsirkan
hasil analisis data, dan 5) bersama – sama dengan pengamat menentukan langkah –
langakah perbaikan untuk siklus berikutnya.
c. Tahap Penyelesaian
Kegiatannya meliputi: 1) menyusun
draf laporan penelitian; 2) mendiskusikan laporan draf penelitian; 3) merevisi
draf laporan penelitian; 4) menyusun naskah laporan penelitian; dan 5)
menggandakan laporan penelitian.
Penelitian ini menggunakan
rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berusaha mengkaji dan
merefleksikan secara mendalam beberapa aspek dalam kegiatan belajar mengajar,
yaitu performan guru, interaksi guru dengan siswa, interaksi antar siswa.
Penelitian ini dibagi menjadi dua siklus yang disesuaikan dengan alokasi waktu
dan topik yang dipilih. Masing – masing siklus terdiri dari empat langkah
(Kemmis dan Mc Tanggart, 1988) berikut: a) Perencanaan, yaitu merumuskan masalah, menentukan tujuan dan metode penelitian
serta membuat rencana tindakan; b) Tindakan, yang dilakukan sebagai upaya
perubahan yang dilakukan; c) Observasi, dilakukan secara sistematis untuk
mengamati hasil atau dampak tindakan terhadap proses belajar mengajar; dan d) Refleksi,
yaitu mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak tindakan yang dilakukan.
Secara operasional prosedur penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
Siklus
pertama
Kegiatan yang dilakukan pada siklus
pertama meliputi:
1)
Pertemuan Pertama
a) Perencanaan
Peneliti
merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Beberapa perangkat yang
disiapkan dalam penelitian ini adalah:
Menentukan
bahan ajar yang akan diajarkan yaitu Daur Air. Pertama kita harus mencari
sumber – sumber belajar yang membahas tentang daur air, kemudian kita buat
ringkasan materi dari berbagai sumber tersebut.
Satuan
Acara Pembelajaran (SAP), rencana pembelajaran, sekenario pembelajaran, lembar
observasi, lembar soal, mencari media visual bergerak atau audiovisual yang
sesuai dengan materi.
b)
Pelaksanaan
(1)
Peneliti memberikan penjelasan tentang
tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari
(2)
Peneliti mulai mengajak siswa berpidah
ke perpustakaan untuk melakukan pembelajaran dengan mengunakan media
audiovisual daur air.
(3)
Peneliti mulai memutar CD pembelajaran
daur air.
(4)
Peneliti mengamati dan mengarahkan siswa
pada waktu menonton media audiovisual.
(5)
Peneliti memberi kesempatan berfikir dan
bertanya jika mereka kurang mengerti tentang materi yang baru saja disampaikan.
(6)
Bertanya jawab tentang kegunaan air yang
banyak manfaatnya bagi kita.
(7)
Peneliti memutar lagi CD pembelajaran
tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air.
(8)
Peneliti mulai menerangkan satu persatu
gambar – gambar tersebut dan dikaitkan dengan lingkungan yang ada di sekitar
mereka.
(9)
Tanya jawab tentang gambar.
(10)
Bersama peneliti siswa membuat ringkasan
materi.
(11)
Peneliti memberikan evaluasi untuk
mengetahui penguasaan konsep yang diberikan secara individual.
c) Pengamatan
Selama tahap
pelaksanaan peneliti melakukan observasi terhadap pengetahuan, sikap, dan minat
siswa terhadap materi pelajaran yang sedang diajarkan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan.
d) Refleksi
(1)
Analisis hasil observasi mengenai:
Pengetahuan,
sikap, dan minat siswa. Hasil mengerjakan lembar evaluasi.
Hasil – hasil
yang diperoleh dan permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan dipakai
sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang pada pertemuan berikutnya.
2)
Analisis beberapa kekurangan atau
kelemahan dari a – c.
Beberapa
indikator keberhasilan pada siklus 1 disajikan pada tabel.
Tabel 3.1. Indikator keberhasilan
proses pada siklus I
Aspek
|
Pencapaian pada siklus I
|
Cara mengukur
|
Keaktifan
siswa mengajukan pertanyaan
|
20%
|
Diamati
saat proses pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan oleh
peneliti.Dihitung dari jumlah bertanya siswa dibagi jumlah keseluruhan siswa
|
Ketepatan
jawaban padawaktu menjawab pertanyaan dari peneliti atau teman
|
25%
|
Diamati
saat proses pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan oleh
peneliti.Dihitung dari jumlah bertanya siswa dibagi jumlah keseluruhan siswa
|
Minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
|
20%
|
Diamati
saat proses pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan oleh
peneliti.Antusias siswa bertanya dan menjawab, Beberapa siswa ada yang
menggambar, berbicara dengan teman sebangkunya. Dihitung dari jumlah siswa
yang minat dibagi jumlah keseluruhan siswa
|
Sikap
siswa dalam mengikuti proses pembelajara
|
20%
|
Diamati
saat proses pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan oleh peneliti.
Beberapa siswa ada yang menggambar, berbicara dengan teman sebangkunya.
Menjawab asal – asalan,
mengganggu
temannya. Dihitung dari jumlah siswa yang Bersikap baik dibagi jumlah
keseluruhan siswa
|
Ketuntasan
hasil belajar
|
30%
|
Dihitung dari nilai rata-rata Pada
lembar penilaian. Siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 70
dinyatakan tuntas
|
2)
Pertemuan kedua
Pada pertemuan
kedua dilakukan tahapan – tahapan pada pertemuan pertama tetapi didahului
dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil – hasil yang diperoleh pada
pertemuan pertama, sehingga kelemahan – kelemahan yang terjadi pada pertemuan
pertama tidak terjadi pada siklus kedua. Yang akan diubah pada pertemuan kedua
adalah kegiatan inti pelajaran yaitu mengajak siswa mengamati pengaruh manusia
terhadap daur air dan memelihara kelestarian lingkungan baik secara lisan
maupun tulisan di lingkungan sekitar yaitu di dusun Binangsri.
Siklus
kedua
3)
Pertemuan pertama
Berdasarkan
hasil refleksi siklus I, peneliti melakukan rancangan ulang. Hasil rancangan
ulang ini ditetapkan pada penelitian siklus II pertemuan 1, sebelum merevisi
satuan pelajaran terlebih dahulu peneliti membuat catatan – catatan
permasalahan yang muncul pada siklus II. Karakteristik satuan pelajaran yang
mendapat perhatian dalam perancangan ulang adalah pada tahap kegiatan inti karena peristiwa alam itu tidak dapat
dihadirkan maka guru menggunakan vidio peristiwa alam dan akan ditambahkan
diskusi kelompok kecil untuk membahas dampak - dambak peristiwa alam.
4)
Pertemuan kedua
Pada pertemuan
kedua dilakukan tahapan – tahapan pada pertemuan pertama tetapi didahului
dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil – hasil yang diperoleh pada
pertemuan pertama, sehingga kelemahan – kelemahan yang terjadi pada pertemuan
pertama tidak terjadi pada pertemuan kedua, pada pertemuan kedua siswa diajak terjun
langsung dalam usaha mencegah banjir dan tanah longsor agar dapat menanamkan
rasa cinta lingkungan sejak dini, yaitu membersihkan selokan, membuang sampah
pada tempatnya, dan menanam pohon.
Beberapa
indikator keberhasilan pada siklus II diharapkan dapat lebih baik pada
prasiklus, seperti disajikan pada tabel 3.2.
Tabel
3.2
Indikator keberhasilan proses pada prasiklus,
siklus I, dan siklus II
Aspek
|
Pencapaian
prasiklus
|
Pencapaian Siklus I
|
Pencapaian Siklus II
|
||
Pertemuan 1
|
Pertemuan 2
|
Pertemuan 1
|
Pertemuan 2
|
||
Keaktifan
siswa mengajukan pertanyaan
|
15%
|
20%
|
25%
|
30%
|
52%
|
Ketepatan
jawaban pada waktu menjawab pertanyaan dari peneliti atau teman
|
20%
|
25%
|
30%
|
35%
|
45%
|
Minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
|
15%
|
20%
|
25%
|
30%
|
40%
|
Sikap
siswa dalam mengikuti proses pembelajara
|
15%
|
20%
|
24%
|
36%
|
72%
|
Ketuntasan
hasil belajar
|
25%
|
30%
|
50%
|
60%
|
90%
|
Rata
– rata nilai satu kelas
|
63.45
|
65.70
|
67.95
|
69.95
|
85.60
|
Gambar 3.1
Diagram Rata – Rata kelas
Gambar
3.1
Diagram
ketuntasan Hasil Belajar
2.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi: rencana pelajaran, lembar
observasi, Tes objektif, catatan peneliti / jurnal. Instrumen observasi disusun
berdasarkan komponen dasar pembelajaran Contextual
Theaching Learning. Tes objektif digunakan untuk mengetahui
kualitas hasil belajar. Instumen penelitian disajikan pada lampiran.
D. Metode Pengumpulan dan Analisis
Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
dokumentasi, observasi, dan tes. Teknik dokomentasi dilakukan untuk mengetahui
kemampuan masing – masing siswa sebagai
dasar pembagian kelompok. Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas
proses dasar belajar mengajar berdasarkan instrumen observasi dan digunakan
catatan supervisor 2. Sedangkan tes digunakan untuk mengetahi kualitas hasil
belajar. Data hasil observasi, catatan guru / peneliti dianalisis secara
deskriptif untuk mengetahui kualitas proses belajar mengajar. Untuk mengetahui
peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan dengan cara membandingkan skor
individu dan kelompok dengan tes sebelumnya. Untuk menganalisis tingkat
keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Hasil
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.
Pelaksanaan
Tindakan
a. Siklus I (Pertemuan Pertama)
Pada pertemuan pertama hari senin tanggal 26 Maret 2012 selama 2 x
35 menit. Kegiatan belajar dimulai dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan
presensi agar siswa merasa bahwa kehadirannya selalu dipantau dan diperhatikan
guru. Guru dan siswa mulai menyiapkan sumber belajar. Guru mulai melakukan
kegiatan apersepsi: “ Anak – anak pagi ini hujan deras. Bagaimana cuaca sebelum
hujan?” anak – anak serentak menjawab “ Mendung.” Kemudian guru bertanya lebih
lanjut, “ Apakah kalian tau dari manakah asal hujan itu?” Suasana kelas menjadi
agak gaduh karena ada banyak jawaban siswa, tetapi segera diatasi guru dengan
cara guru mengacungkan tangan, segera siswa yang ingin menjawab mengacungkan
tangan ada lima siswa yang mengacungkan tangan. Nisa, Mina menjawab,” Dari uap
air.” di susul Widi menjawab, “Dari laut.” Tak ketinggalan Putri menjawab “
Dari langit.” Suci siswa yang duduk di bangku paling belakang menjawab “ Dari
peristiwa penguapan air laut.” Guru menjawab “Jawaban kalian semuanya benar,
tetapi kurang lengkap, nah anak –anak oleh karena itu hari ini kita akan
melihat vidio pembelajaran tentang daur air, agar kalian tau dari mana asal
hujan itu.” kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan bahwa materi hari ini
adalah Daur Air terdiri dari manfaat air, proses daur air, dan kegiatan manusia
yang mempengaruhi daur air. Lalu guru menjelaskan tujuan mempelajari materi ini
yaitu: a) agar siswa menetahui dari mana asalnya hujan itu; b) memahami daur
air; c) menjelaskan manfaat daur air; d) Menjelaskan kegiatan manusia yang
mempengaruhi daur air; dan e) memiliki rasa cinta terhadap lingkungan.
Guru menjelaskan langkah – langkah kegiatan pada
pertemuan kali ini yaitu mempelajari materi dengan vidio pembelajaran di
perpustakaan, untuk mengetahui proses daur air. Berlangsung sekitar 5 menit.
Kegiatan belajar
dilanjutkan dengan bertanya kepada siswa, “Apa yang dimaksud dengan daur itu?”
Irfan langsung mengacungkan tangan,”Perubahan yang terjadi secara berulang –
ulang dalam satu pola tertentu.” Walaupun dia menjawab dengan membaca tetapi
menunjukkan bahwa dia berminat dan semalam membaca buku paket. Guru memberi
penguatan “Jawaban yang tepat.” Sambil mengacungkan jempol.” Jadi apakah daur
air itu?” suci menjawab, “Perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam
satu pola tertentu.” Guru langsung mengucapkan “Benar sekali.”
Kemudian guru
mengajak siswa ke perpustakaan untuk memutar vidio siklus air, siswa
meninggalkan kelas dengan antusias. Guru
memulai memutar vidio siswa diam dan mengamati, karena media ini ternasuk baru
bagi mereka. selesai memutar guru menjelaskan kembali dengan tanya jawab.
Tetapi Anggar dan Ana malah asik menggambar, kemudian guru memberi pertanyaan
kepada mereka apa yang baru saja
dijelaskan guru, mereka hanya diam tak menjawab, guru menasihati mereka agar
tidak mengulangi perbuatannya lagi. Awal mula hanya anak – anak tadi yang aktif
menjawab, guru menyiasati dengan cara menunjuk anak – anak yang belum pernah
bertanya atau menjawab. Dari vidio silus air Suci bertanya, “Bu mengapa kok
ditempat yang lebih tinggi suhunya bertambah dingin, padahal kan lebih dekat
dengan matahari?” Pertanyaannya sangat kritis dan bagus. Guru melempar jawaban
itu ke teman – temannya. Widi menjawab, ”Ya karena jauh dari admosfir.” Guru
menjawab “Hampir benar, ada jawaban lain?” Tidak ada satupun yang menjawab
lagi, kemudian guru memberikan beberapa kata kunci yaitu bagaimana suhu di
dalam inti bumi? jauh mana inti bumi dengan matahari? Kalau begitu apa jawaban
dari pertanyaan Suci? Nisa langsung mengacungkan tangan, “Karena di tempat yang
lebih tinggi jauh dari magma.” Suci berkata, “Oia ya bu kan matahari jauh dari bumi.” Siswa lain dapat mengerti dari
jawaban kedua anak itu dan Guru meberi penguatan, “Benar sekali jadi karena ditempat yang lebih tinggi itu jauh dari magma / inti bumi, jarak
matahari terlalu jauh dengan permukaan bumi sedangkan jarak magma lebih dekat
dengan permukaan bumi, jadi magma mempengaruhi suhu di bumi.” Munculnya
pertanyaan tersebut menunjukan bahwa siswa telah analisis yang kritis terhadap
bagan proses daur air. Kemudia guru bertanya apa manfaat air kepada siswa ang dari tadi hanya
diam saja. Kegiatan tersebut berlangsung sekitar 25 menit,
Guru memutar vidio kegiatan manusia yang
mempengaruhi daur air. Guru belum menerangkan tentang vidio, Romeo bertanya, “Bu itu gambar pembakaran hutan
ya?” guru menjawab, “Benar sekali, gambar – gambar
ini adalah gambar kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air, ayo Ana coba
sebutkan gambar apa saja yang ada di layar ini?” Ana menjawab dengan
benar. Tio
bertanya, “Mengapa kok asap kendaraan, berpengaruh terhadap daur air?” guru
bertanya kepada siswa siapa yang bisa membantu Tio? Beberapa saat mereka
terdiam guru bertanya lagi,lalu guru menunjuk Amanda untuk menjawab pertanyaan
Tio, dia menjawab karena itu adalah polusi. Guru berkata hampir benar, siapa
yang mau membantu lagi. Seliruh siswa diam. Kemudian guru langsung menerangkan
sebabnya yaitu karena air hujan itu mengikat kotoran – kotoran dan gas – gas
beracun yang ada di udara, makanya setelah hujan pasti udara menjadi sejuk,
tetapi karena air hujan tadi membawa kotoran dan gas beracu jadi air hujan
sudah tercemar nah hujan ini disebut hujan asam yang dapat melapukkan batuan,
menguningkan daun, bahkan menyebabkan penyakit kulit. Nisa bertanya, “Apakah
hujannya itu rasanya asam?” guru menjawab,”Tidak, disebut asam karena hujan
tersebut mengikat racun – racun di udara yang bersifat asam, tetapi kalau di
Binangsri sini tidak ada hujan asam karena masih banyak pepohonan sehingga
udaranya masih sejuk, maka dari itu kita semua jangan menebang pohon
sembarangan agar air hujan tidak beracun.” kegiatan tanya jawab tersebut
berlangsung. Tetapi masih ada siswa yang jika ditanya diam saja bahkan Anggar,
Agus, Eko bercanda di dalam kelas. Guru menyikapi anak – anak tersebut dengan
selalu diberi pertanyaan kepada mereka. Selesai menerangkan materi siswa
dibantu guru membuat ringkasan materi atau kesimpulan. Guru mengajak siswa menyimpulkan
materi yang mereka pelajari hari ini. Mulai dari siswa yang duduk di bangku
pojok kanan depan dan seterusnya menyebutkan salah satu manfaat air, pengertian
daur air, menjelaskan skema daur air, dan menjelaskan kegiatan manusia yang
mempengaruhi daur air dan mencatat dibuku.kegiatan ini berlangsung selama 30
menit.
Selesai membuat ringkasan materi siswa diberi lembar
evaluasi untuk menilai penguasaan materi siswa, setelah beberapa menit guru
menugaskan untuk menukar jawabannya dengan teman sebangku lalu dibahas bersama.
Hasil evaluasi dikumpulkan untuk dinilai oleh guru dan mengumumkan nilai hasil
mengerjakan lembar evaluasi dan dan performan pada waktu proses pembelajaran
berlangsung yaitu Mahfud, Suci, Widi, Revia
mendapatkan skor tertinggi yaitu 81 Dan terendah adalan Yuliana, julita,
Anggar. Guru dan siswa memberi tepuk tangan kepada siswa yang mendapat nilai
tertinggi, dan juga mengingatkan kepada siswa yang mendapat nilai terendah agar
lebih giat belajar dan nilainya ditingkatkan pada pertemuan berikutnya. Kegitan
belajar ini diakhiri dengan memberi motivasi kepada siswa agar tetap menjaga
lingkungan dan mempelajari materi berikutnya yaitu Memelihara kelestarian air
dan salam.
Setelah kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama, tim peneliti
melakukan diskusi tentang proses yang terjadi. Guru merasa kesulitan
mengendalikan waktu karena siswa pada waktu mengerjakan evaluasi waktunya molor
dari yang ditargetkan. Guru observer mengingatkan tentang mengaktifkan siswa
yang pasif. Observer mengingatkan sebaiknya siswa diberi tugas untuk mencari
jawaban sendiri agar mereka lebih lama mengingat materi tersebut.Pada diskusi
tersebut disepakati penugasan akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
b.
Siklus I (Pertemuan Kedua)
Pertemuan kedua pada hari
Kamis, 29 Maret 2012 selama 2 x 35 menit. Kegiatan belajar dimulai dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan
presensi agar siswa merasa bahwa kehadirannya selalu dipantau dan diperhatikan
guru. Guru dan siswa mulai menyiapkan sumber belajar. Guru mulai melakukan
kegiatan apersepsi: “Anak – anak kemarin kita belajar tentang apa?” Siswa menjawab dengan
serempak materi yang diajarkan kemarin, guru memberi pertanyaan kepada siswa
yang kemarin bercanda atau yang tidak aktif pada waktu pelajaran, Apa saja
manfaat air?Ceritakan bagaimana siklus air itu?Apa saja kegiatan manusia yang
mempengaruhi daur air itu? Sebagian besar siswa menjawab dengan baik. Kemudian
guru menyampaikan kegiatan belajar pada pertemuan hari ini yaitu tentang
Memelihara kelestarian air dan cara menghemat air. Guru menerangkan tujuan
pembelajaran hari ini dan menjelaskan lngkah – langkah pembelajaran hari ini
yaitu guru mengajak siswa mengamati
kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air di dusun Binangsri. Mereka ditugaskan untuk
mencari kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air. Kemudian hasilnya dicatat di
buku. Kegiatan ini berlangsung 5 menit.
Guru mulai
mengajak siswa berkeliling dusun, banyak pertanyaan dan komentar yang
diungkapkan siswa seperti menunjukkan sampah sisa rumput makanan ternak yang
dibuang di parit, air sungai tercampur kotoran sapi, di bukit tidak dilakukan
sistem terasering, penggundulan hutan diubah menjadi ladang dan banyak lagi
yang lainnya. Di sini guru menjadi fasilitator dan menjelaskan beberapa
pertanyaan siswa yang tidak bisa dijawab temannya. Tetapi ada juga siswa yang
masih bercanda misal Agus M, Anggar, Eko, Joko, Irfan, guru tak diam saja, guru
menegur mereka, dan menasehati agar tidak ramai. Kegiatan ini berlangsung
selama 30 menit.
Sesampai di
sekolah guru menugaskan siswa mencatat hasil pengamatannya dan beberapa siswa membacakan hasilnya
di depan kelas dan siswa lain mengomentari, ada pula yang menambahkan jawaban teman yang masih kurang. Guru menugaskan Elvidia membacakan hasil kerjanya
di depan kelas, jawaban Elvidia masih kurang lengkap tetapi guru tetap memberi
penghargaan dengan berkata bener sekali tetapi masih belum lengkap coba Amanda
maju ke depan membacakan hasil kerjamu, demikian seterusnya sampai lima siswa
membacakan jawabannya. Setelah beberapa siswa membacakan hasilnya di depan
kelas guru bertanya apakah ada yang memiliki jawaban yang berbeda. seketika
siswa diam sejenak, kemudian dari bangku belakang Suci mengangkat tangan, dan
berkata punya saya ada yang berbeda, guru menugaskan Suci untuk membacakan
hasilnya di depan kelas seusai membacakan di depan kelas guru berucap benar
sekali Suci jawabanmu. Kemudian guru menerangkan cara memelihara air dengan tanya jawab. Banyak siswa yang bertanya guru
merasa bahwa minat siswa mulai tergugah dengan diajal mengamati secara
langsung. Guru menanamkan rasa cinta lingkungan dengan menugaskan siswa memberi
contoh dampak negatif dan positifnya. Anak – anak janganlah kita menebang pohon
secara liar di hutan, seperti di hutan kaki gunung Kawi tadi, hutannya diubah
oleh warga menjadi ladang. Masih ingatkah kalian pada waktu musim hujan tahun
lalu ada banjir bandang yang merusak rumah – rumah penduduk Pujon dan sebagian
tetangga dusun kita Tokol yang bertempat di sepanjang aliran sungai Konto,
bahkan banjir tersebut memutus jalan raya penghubung kota Malang dan Kediri.
Hal itu disebabkan oleh apa anak –anak? serentak siswa menjawab penggundulan
hutan, dampak kerugiannya tidak hanya materi, jiwa, dan harta benda tetapi ada
satu lagi yaitu berkurangnya sumber air bersih. Pada waktu kalian mengamati
sungai yang ada di seberang sekolahmu dahulu sungai itu masih bisa dimanfaatkan
untuk air minum dan mandi tetapi sekarang bagai mana? ada siswa yang senyum ada
juga yang bilang, “Ya gak mau Bu, minum dengan air kotor gitu.” itu akibat hutan di atas sana digunduli dan
penduduk membuang kotoran ternak di sungai. Nah maka dari itu mulai sekarang
kita harus melestarikan hutan kita Agar kelestarian air juga ikut terjaga.
Bagai mana cara melestarikan hutan? semua siswa mengacungkan tangan guru
menunjuk siswa yang kurang aktif bertanya atau menjawab. Sebelum pelajaran inti
berakhir Eko berkata, “ Tapikan disini sumber airnya masih besar kok Bu,
buktinya air di jeding – jeding umum tidak pernah ditutup kerennya, karena
wakau di buka airnya juga tumpah – tumpah.” Guru menjawab, “ Nah itulah contoh
pemborosan air, ibu juga sering menjumpau di rumah – rumah penduduk tidak
pernah dipasang keran pada pipa air yang menuju kamar mandi atau dapur. Airnya
dibiarkan tumpah sehingga air terbuang sia – sia, ia sekarang air bersih masih
melimpah di desamu, tetapi nanti kalau musim kemarau datang kalian kesulitan
air bersih. Banyak warga yang mecari air bersih di desa tetangga kita yaitu
Laju.” Nisa tanya, ”Mengapa di Laju kok tidak pernah kekurangan air?” “Karena
mereka selalu menghemat air, Di desanya ada tandon air yang sangat besar, jika
air berlebih akan ditandon di sana, air itu nanti akan digunakan untuk
kebutuhan masyarakatnya.” Kegiatan tanya jawab berlangsung agak lama karena
banyak siswa yang bertanya. Tetapi hal ini merupakan indikasi bahwa siswa mulai
kritis dengan hal – hal yang ada disekitar mereka. Dan guru wajib memberi
jawaban yang benar dan bersifat persuasif agar dapat menanamkan rasa cinta
lingkungan dan mengubah perilaku siswa menjadi baik dan siswa ditugaskan untuk
mencatat hasil temuannya ke dalam lembaran kertas dan mengumpulkannya. Kegiatan
ini berlangsung hampir 30 menit sehingga waktu kegiatan penutup berkurang.
Guru
mengantisipasi dengan cara memberikan evaluasi hanya 5 soal yang nantinya
jawaban siswa akan menjadi ringkasan materi hari ini. Selesai siswa mengerjakan
guru menugaskan untuk menukar jawabanya dengan teman sebangkunya untuk
dikoreksi dan dibahas bersama. Guru menilai dan mengumumkan nilai siswa
tertinggi dan terendah.Terakhir guru mengajak siswa menyimpulkan materi yang
dibahas hari ini dan menugaskan siswa mempelajari materi selanjutnya.
Setelah kegiatan pembelajaran
pada pertemuan kedua, tim peneliti melakukan
diskusi tentang proses yang terjadi. Guru observer mengingatkan tentang masih kurang maksimal mengaktifkan
siswa yang pasif. Observer sepakat
bahwa dengan menemukan materi sendiri, siswa yang semalam tidak belajar bisa
mamahami materi yang akan diajarkan hari ini. Observer juga menyarankan agar
pada waktu pertemuan selanjutnya
menggunakan vidio karena materi tidak bisa dihadirkan secara kongkret.
c.
Siklus II (Pertemuan Pertama)
Pada hari senin tanggal 2 April 2012, Kegiatan
belajar dimulai dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi agar siswa
merasa bahwa kehadirannya selalu dipantau dan diperhatikan guru. Guru dan siswa
mulai menyiapkan sumber belajar. Guru melakukan apersepsi: “Masih ingatkah
kalian dengan banjir bandang di sungai Konto? hal itu disebabkan oleh apa?”
Siswa menjawab bersama – sama masih ingat mereka memberi alasan dan ada juga
yang bercerita, suasana kelas menjadi agak gaduh. Guru menyikapi dengan memberi
pernyataan banjir itu menyebabkan banyak rumah – rumah yang hanyut tersapu
banjir, rusaknya ekosistem, gagal panen, hanyutnya hewan ternak. “Coba sebutkan
peristiwa alam yang kamu ketahui?” ada tujuh siswa yang mengacungkan tangan,
guru menunjuk satu persatu siswa untuk menjawabnya, semua siswa menjawab dengan
benar. Guru menjelaskan langkah kegiatan yang akan dilakukan yaitu dengan
menggunakan vidio pembelajaran tentang terjadinya peristiwa alam. Siswa
terlihat antusias sekali mereka sangat bersemagat untuk menuju ke perpustakaan.
Kegiatan ini berlangsung selama 5 menit.
Guru
menugaskan siswa untuk berpindah ke perpustakaan. Sambil menunggu siswa
merapikan tempat duduknya. guru mulai menyalakan slide dan memberikan kata
pengantar kepada siswa tentang contoh peristiwa alam, dan menasehati siswa agar
tidak ramai dan memperhatikan pelajaran. Vidio mulai diputar siswa
memperhatikan dengan seksama. Sesekali guru menerangkan vidio tersebut, siswa
belajar dengan tertib tanpa ada anak yang bermain. Selesai memutar vidio guru
mulai bertanya jawab tentang peristiwa alam. “Gempa bumi yang diakibatkan oleh
pergeseran lempeng bumi disebut apa?” semua siswa menjawab tektonik. Revia
bertanya,”Bu apa saja tanda – tanda akan terjadi gunung meletus itu?” Guru
melempar pertanyaan kepada siswa lain Widi mengangkat tangan, “Sering terjadi
gempa kecil.” Guru memberikan acungan jempol dan senyuman bangga kepada Widi,
guru meminta siswa lain untuk melengkapi jawabannya. Julita menjawab,” Hawa di
sekitar gunung terasa panas.” Anggar langsung menjawab,”Hewan – hewan turun ke
kaki gunung / pemukimam warga.” Mita menjawab.”Sumber air kering.” semua
jawaban sangat tepat dan benar, wah sekarang banyak kemajuan anak siswa kelas
V, buktinya Anggar dan Mita mempunyai jawaban yang sangat tepat. Begitu
seterusnya hingga berlangsung 25 menit.
Kemudian guru
memutarkan lagi vidio tentang dampak peristiwa alam. Karena dampak peristiwa
alam di dalam vidio hanya memuat dampak negatif jadi guru menambahkan materi
dampak pesitif dengan menjelaskan. Siswa mendengarkan dan ada beberapa yang
bertanya. Disamping ada siswa yang bertanya Ana, Elvidia, dan Dika tampak hanya
diam saja. Guru menyikapi dengan memberi pertanyaan, Semua bisa menjawab,
tetapi Ana tidak bisa menjawab padahal telah diberi dua pertanyaan dan keduanya
dilempar ke teman yang lain. Kegiatan ini berlangsung selama 20 menit.
Siswa diajak
membuat ringkasan materi dan ditulis di bukunya. Seusai membuat ringkasan materi
siswa diberi lembar evaluasi untuk menilai penguasaan materi siswa, setelah
beberapa menit guru menugaskan untuk menukar jawabannya dengan teman sebangku
lalu dibahas bersama. Hasil evaluasi dikumpulkan untuk dinilai oleh guru dan mengumumkan
nilai hasil mengerjakan lembar evaluasi dan dan performan pada waktu proses
pembelajaran berlangsung yaitu Nisa mendapatkan skor tertinggi
yaitu 88, dan terendah adalah Yuliana, julita, Anggar. Guru dan siswa memberi tepuk tangan kepada
siswa yang mendapat nilai tertinggi, dan juga mengingatkan kepada siswa yang
mendapat nilai terendah agar lebih giat belajar dan nilainya ditingkatkan pada
pertemuan berikutnya. Kegitan belajar ini diakhiri dengan memberi motivasi
kepada siswa agar tetap menjaga lingkungan dan mempelajari materi berikutnya
yaitu Memelihara kelestarian air dan salam penutup.
Setelah kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga, tim peneliti melakukan diskusi tentang proses
yang terjadi. Guru observer mengingatkan tentang mengaktifkan siswa yang pasif.
Selesai membaca PRR observer memberi masukan sebaiknya pertemuan berikutnya siswa
diajak melakukan usaha untuk mencegah
banjir karena dengan mempraktikan sendiri siswa lebih lama mengingat materi tersebut. Pada diskusi tersebut disepakati siswa mempraktikkan
sendiri usaha mencegah banjir dan longsor yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
d. Siklus
II (Pertemuan Kedua)
Karena pada minggu ke dua siswa kelas VI Ujuan
Sekolah. Maka kegiatan pembelajaran diundur pada hari Sabtu tanggal 21 April
2012, kegiatan belajar dimulai dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan
presensi agar siswa merasa bahwa kehadirannya selalu dipantau dan diperhatikan
guru. Guru dan siswa mulai menyiapkan sumber belajar. Guru melakukan apersepsi:
“anak – anak peristiwa alam apa yang terjadi karena ulah manusia? Apakah
peristiwa alam ini dapat dicegah?” Semua siswa menjawab dengan benar. Guru
memasang poster tentang kerugian merusak alam. Siswa antusiasbertanya tentang
poster tersebut, Agus berkata, “Bu pohonnya menangis.” Eko menyahut, “ Itu
karena mau di tebang.” Benar sekali ini adalah gambaran bahwa kita tidak boleh
menebang hutan, kalian lihat poster tersebut,
pohon seolah – olah membayangkan
jika dia ditebang maka akan terjadi banjir.”
Lalu guru memberitahukan materi yang akan diajarkan yaitu usaha yang
dilakukan untuk mencegah banjir dan tanah longsor dan permukaan bumi dapat
berubah karena ulah manusia. Dengan mempraktikkan sendiri usaha – usaha
tersebut.( 5 menit)
Guru
menerangkan langkah – langkah kegiatan yang akan dilakukan pertama siswa diajak
membersihkan saluran air, mengambil sampah yang berserakan dan membuang di
tempat sampah, sesudah lingkungan sekolah mejadi bersih siswa diajak ke halaman
belakang sekolah yang tanahnya sedikit longsor dan gersang, guru menyarankan agar berhati – hati karena tanah
yang ada di sebelah barat rawan longsor, kemudian mengajak siswa membuat
tanggul dari bambu dan diberi pasir
untuk tanggul, seusai membuat tanggul siswa diajak menanam pohon di tepi
tanggul- tanggul tersebut untuk mencegah longsor. Selesai menerangkan langkah –
langkah pembelajaran guru mengajak siswa ke halaman sekolah untuk mempraktikkan
usaha mencegah banjir dan tanah longsor, siswa meninggalakan kelas dengan
gembira. Mereka langsung menuju parit di depan sekolah dan bergotong royong
membersihkannya. Ada beberapa anak yang malas berkata, “Bu mengapa harus
dibersihkan capek Bu, lagian nanti kalau hujan juga bersih sendiri.” Guru
menjawab, “Mengapa harus menunggu hujan, kalau kamu sekarang bisa
membersihakan, nanti jika sampah menumpuk akan terjadi banjir.” Selesai
membersihkan selokan dan sampah – sampah yang berserakan mereka mulai membuat
tanggul untuk mencegah longsor dan menanam pohon di tepi tanggul – tanggul
tersebut. Kegiatan ini berlangsung selama 25 menit.
Selesai
kegiatan tersebut siswa kembali ke kelas, istirahat 5 menit lalu guru
melanjutkan kegiatan pembelajaran menerangkan kegiatan manusia yang dapat
merubah permukaan bumi. Siswa sangat aktif tanya jawab hampir semua siswa aktif
bertanya atau menjawab. Siswa membuat ringkasan materi di bimbing oleh guru dan
mencatatnya di buku.Kegiatan ini berlangsung selama 25 menit.
Siswa diberi
evaluasi, selesai mengerjakan jawaban siswa ditukar dengan teman sebangkunya,
guru mulai membahas dan menilainya. Guru memberikan penghargaan karena siswa
sudah belajar dengan baik dan banyak yang mendapat nilai yang sempurna. Guru mengumumkan nilai hasil
mengerjakan lembar evaluasi dan performan pada waktu proses pembelajaran ada 11 siswa yang mendapat nilai
100 dan nilai terendah adalah 69 ada tiga anak. Guru dan siswa memberi tepuk tangan kepada siswa
yang mendapat nilai tertinggi, dan juga mengingatkan kepada siswa yang mendapat
nilai terendah agar lebih giat belajar dan nilainya ditingkatkan pada pertemuan
berikutnya. Kegitan belajar ini diakhiri
dengan memberi motivasi kepada siswa agar tetap menjaga lingkungan dan
mempelajari materi berikutnya, salam penutup.
B. Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan kontekstuan (CTL) memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa dan membuat kelas menjadi aktif. Siswa mengolah
informasi dari materi yang abstrak bagi siswa menjadi materi yang kongkret bagi
siswa, sehingga materi lebih kama tertanamkan pada benak / pikiran siswa.
Dengan pemberian contoh – contoh dampak negatif perubahan lingkungan, siswa
dapat berubah tingkah laku dan sifatnya dari yang tidak tidak mau tau terhadap
lingkungan, membuang sampah sembarangan, merusak taman sekolah, memboroskan air
dan sifat – sifat yang negatif mulai
perduli dengan lingkungan sekitar, sifat dan tingkah lakunya juga mulai baik.
Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran bumi dan alam semesta yang abstrak dengan
metode ceramah tidak dilakukan lagi. Keaktifan, minat, dan sikap siswa pada
awalnya memang sedikit tetapi bertambah setelah pertemuan kedua, tiga, dan
empat. Tabel 4.2 menyajikan data aktifitas proses pembelajaran pada pertemuan I
sampai dengan IV.
Tabel 4.1 Data Aktifitas Belajar
No
|
Nama Siswa
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
Siklus 3
|
Siklus 4
|
||||||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
|
Elvidia
Yuliana E
Agus M
Julita Isma
Alfandika
Agustio
Amanda
Anggar D Y
Eko
Joko
Mahfud
Mita
Mina
Irfan
Nisa
Romeo
Refia A P
Suci R
Widi K
Wahyu A
|
2
2
4
2
4
4
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
4
2
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
4
2
4
|
2
2
4
2
2
4
4
2
4
4
2
2
4
2
4
2
4
4
2
2
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
4
2
2
2
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
|
2
2
4
2
2
4
2
2
2
2
4
2
4
2
4
2
4
4
4
4
|
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
4
2
2
4
2
2
|
2
2
2
2
4
2
4
2
2
2
2
2
4
2
2
2
4
2
4
2
|
2
2
2
2
4
4
2
2
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
4
2
|
2
2
4
2
2
2
4
2
4
4
2
2
4
4
4
2
4
4
4
2
|
4
2
4
2
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
Keterangan:
Huruf
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
A
B
C
|
Keaktifan menjawab siswa
Minat siswa dalam belajar
Sikap siswa dalam proses pelajaran
|
* aktif
* kurang aktif
* tidak aktif
* berminat
* kurang minat
* tidak minat
* baik
* kurang baik
* tidak baik
|
4
2
1
4
2
1
4
2
1
|
Begitu pula
dengan hasil nilai akhir mengalami kenaikan pada tiap pertemuan. Pada tabel siklus I menunjukkan rentangan
nilai dari 50 – 81
Tabel 4.2 Data
Hasil Nilai Akhir
Rentang
nilai
|
Pertemuan
1
|
Pertemuan
2
|
||
Jumlah siswa
|
Ketuntasan
|
Jumlah
siswa
|
Ketuntasan
|
|
70
- 81
|
6
|
Tuntas
|
8
|
Tuntas
|
60
– 69
|
8
|
Tidak
tuntas
|
9
|
Tidak
tuntas
|
50
- 59
|
6
|
Tidak
tuntas
|
4
|
Tidak
tuntas
|
Hasil nilai
akhir pada akhir siklus 2 menunjukkan kenaikan rentangan nilai yaitu dari 56 –
100.
Tabel 4.3 Data
Hasil Nilai Akhir
Rentang nilai
|
Pertemuan 1
|
Pertemuan 2
|
||
Jumlah siswa
|
Ketuntasan
|
Jumlah siswa
|
Ketuntasan
|
|
90 - 100
|
0
|
Tuntas
|
6
|
Tuntas
|
80 - 89
|
2
|
Tuntas
|
8
|
Tuntas
|
70 – 79
|
10
|
Tuntas
|
4
|
Tuntas
|
60 – 69
|
4
|
Tidak tuntas
|
2
|
Tidak
tuntas
|
50 - 59
|
4
|
Tidak tuntas
|
0
|
Tidak
tuntas
|
Disamping rekaman keaktifan siswa dan hasil belajar
pada siklus I dan II dapat pula diamati bahwa selama proses pembelajaran
sebagian besar siswa terlibat aktif dalam bertanya jawab hanya beberapa siswa
yang masih sedikit malu bertanya atau menjawab padahal mereka juga menguasai
mata pelajaran dengan bukti jika diberi pertanyaan oleh guru jewaban mereka
benar. Pada siklus I pertemuan 1 pengaktifan siswa belum maksimal tetapi pada
pertemuan – pertemuan berikutnya siswa – siswa yang diam mulai diaktifkan oleh
guru. Penguasaan kelas juga berangsur – angsur baik dari pertemuan pertama
banyak siswa yang ramai berangsur membaik pada pertemuan – pertemuan berikutnya
bahkan pertemuan terakhir siswa tidak ada yang gaduh.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian
Dari hasil
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus tiap siklus
terbagi dua pertemuan, dan berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis yang
telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Penggunaan
pendekatan kontekstual (contextual
theaching learning) dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA
materi bumi dan alam semesta sub materi daur air dan peristiwa alam pada siswa
kelas V SDN Purworejo 02. Peningkatan hasil belajar ini tampak pada ketuntasan
siswa yang mencapai 90 % pada akhir siklus II.
2.
Penggunaan
pendekatan kontekstual (contextual
theaching learning) dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran
IPA materi bumi dan alam semesta sub materi daur air dan peristiwa alam pada
siswa kelas V SDN Purworejo 02. Motivasi tampak pada keaktifan siswa bertanya
jawab dengan guru, meningkatnya minat belajar siswa, dan perubahan sikap dan
tingkah laku siswa yang menjadi lebih baik.
B.
Saran – Saran
Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar
mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,
maka disampaikan saran sebagai berikut:
1.
Agar siswa
memiliki motivasi berprestasi untuk belajar IPA khususnya Bumi dan Alam
Semesta, guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual (CTL).
2.
Agar hasil
belajar siswa untuk pelajaran IPA khususnya Bumi dan Alam Semesta meningkat,
guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual (CTL).
3.
Agar
pendekatan kontekstual diterapkan di pembelajaran lain.
Daftar
Pustaka
·
Anitah
W. Sri, dkk.(2008).Strategi Pembelajaran
di SD.Jakarta:Universitas Terbuka.
·
As’ad,
Moh.(1998).Psikologi Industri.Yogyakarta:Liberty.
·
Depdikbud.(1994).Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP,
Depdikbud.Jakarta.
·
Depdiknas.(2006).Pengembangan Model Pembelajaran yang Evektif.
Tersedia:http://adifia.files.wordpress.com/2007/05/model-pembelajaran-yg-
efeltif. doc.
·
Gagne,R.M.(1985).The Conditions of Learning and Theory of
Instruction (4th ed.). Orlando, FL: Holt, Rinehart and Winston.
·
Haryanto.(2004).IPA
untuk SD Kelas V.Jakarta:Erlangga.
·
Heinich
Robert, Michael Molenda, and James D. Rusel.(1982).Intructional Media and The New Technologies of Intruction.New
york:John wiley & Son.
·
Kemala
Rosa.(2006).Jelajah IPA 5 untuk Kelas 5
SD.Jakarta:Yudisti.
·
Rosalin
Erlin.(2008).Gagasan Merancang
Pembelajaran Kontekstual.Bandung: PT Karsa Mandiri Persada.
·
Sanjaya,Wina.(2006).Strategi Pembelajaran: Berorientasi
Standar Proses Pendidikan Jakarta:Kencana.
·
Soemanto,Wasty.(1987).Psikologi Pendidikan.Jakarta:PT Bina
Asta.
·
TBKG.(2008).IPA SD untuk kelas V.Jakarta:Erlangga
·
Wardani
Igak & Wihardit Kuswayan.(2008).Penelitian
Tindakan Kelas.Jakarta: Universitas Terbuka.
·
Winardi.(1992).Manajemen Perilaku
Organisasi.Bandung:PT Citra Aditya Bakti.